VISI - MISI

VISI Mandiri, Kreatif berdasarkan Iman dan Takwa MISI * Mendidik anak yang berkebutuhan khusus menjadi insan yang berguna bagi Nusa Bangsa dan Agama. * Mewujudkan pendidikan yang ceria, aktif, kreatif dan inovatif guna menyangsong hari esuk yang lebih cerah. * Melatih anak didik untuk berbudaya bersih, rapi, indah dan bersahaja. * Membentuk pribadi yang terampil, tertib, tekun, dan tegar serta santun dalam pergaulan.

Sekolah Inklusi Sekolah Impian Anak Berkebutuhan Khusus

Sekolah Inklusi Sekolah Impian Anak Berkebutuhan Khusus
<>
Di sebuah sekolah, seorang anak berkebutuhan khusus (ABK) yang memiliki kelebihan dalam membaca Al-Quran, dengan penuh percaya diri menjadi salah satu petugas upacara membaca Al-Quran. Di lain hari, seorang anak berkebutuhan khusus lainnya yang memiliki kelebihan dalam drama, memainkan perannya sebagai seorang tokoh binatang. Di lain kesempatan, anak-anak berkebutuhan khusus dengan penuh kegembiraan belajar bersama di kelas bersama anak-anak lainnya. Bahkan pernah di sebuah ruangan, anak berkebutuhan khusus yang memiliki kelebihan dalam menghafal Al-Quran, melafalkan bacaannya dengan semangat di depan teman-temannya yang kebanyakan belum hafal surat itu. Di sekolah ini semua anak dengan kondisi yang berbeda-beda belajar dengan kekuatan masing-masing. Setiap kelebihan pada anak dimotivasi dan diwadahi dalam berbagai kegiatan sekolah.
Itulah sekelumit suasana di sebuah seolah inklsuis. Sebuah sekolah untuk semua anak. Di sekolah inklusi semua anak berinteraksi dan bersosialisasi dengan teman sebayanya. Sekolah inklusi adalah sebuah sekolah yang memberikan pelayanan pendidikan untuk semua anak tanpa membeda-bedakan kondisnya. Di sekolah inklusi, anak-anak yang berbeda kemampuan dan latar belakang berada dalam kelas yang sama. Untuk beberapa anak yang berkebutuhan khusus akan mendapatkan seorang tutor yang akan membantunya dalam menjalankan kegiatan yang belum bisa mandiri. Di sekolah inu, anak-anak biasa akan belajar berinteraksi yang anak yang berbeda dengan dirinya. Empati anak akan diasah dengan langsung berinteraksi dengan anak berkebutuhan khusus. Semua anak akan melaksanakan kegiatan sekolah yang memang didisain untuk bisa diikuti oleh semua anak. Demikian juga dalam pembelajaran, anak ABK akan memiliki program individual sendiri. Pelajaran yang bisa diikuti akan diikuti dengan target pembelajaran sama dengan anak lainnya. Sementara pelajaran yang belum sampai kemampuannya, guru dan tutor akan membuat program individual (Individual Education Program, IEP)
Ada dua aspek yang dituju oleh pendidikan secara umum, yaitu adapatasi dan kemandirinan. Kedua aspek ini menjadi aspek penting dalam kehidupan anak dalam menghadapi masa depannya. Dan kedua aspek ini bisa diperoleh anak-anak berkebutuhan khusus yang sekolah di sekolah inklusi. Karena di sekolah inklusi, anak ABK akan berada pada lingkungan asli yang bisa mengajarkan dua aspek tersebut.
Ada banyak kelebihan sekolah inklusi untuk anak berkebutuhan khsusus. Pertama, anak akan berinteraksi dalam lingkungan nyata, yaitu lingkungan anak sebayanya. Anak berkebutuhan khusus akan berinteraksi dengan anak-anak lainnya. Dengan demikian anak akan mendapatkan pembelajaran yang sangat berharga yang tidak didapat dengan model sekolah lainnya. Kedua, anak akan memperoleh pengalaman hidup sebagai bekal untukk kehidupannya kelak. Anak-anak ABK yang di masa depannya mau tidak mau akan beinteraksi dengan dunia luar, akan mendapatkan pengalamanan itu di sekolah inklusi. Ketiga, bagi anak lainnya, pengalamanan berinteraksi dengan anak ABK akan mengasah empati dan simpati anak. Keempat, karena banyak teman maka anak ABK akan semakin termotivasi untuk bisa dan berani mencoba seperti yang dilakukan anak biasa lainnya.
Bagi anak berkebutuhan khusus di tingkat sekolah dasar merupakan program untuk menemukan kelebihan dan keterampilan dasar yang menjadi minatnya. Di sekolah dasar ini anak berkebutuhan khusus akan diamati, distimulus dan diberi rangsangan sehingga semua potensinya akan berkembang. Di akhir sekolah, guru dan tutor yang telah mengamati perkembangannya akan menemukan kelebihan dan bakatnya. Dengan penemuan bakat ini, diharapak di sekolah lanjutan nanti, anak akan bisa menemukan kelebihan diri dan menjadikan kelebihan itu sebagai bekal untuk masa depannya. Sehingga anak-anak ABK akan memiliki kemandirian dalam hidupnya. Sehingga, diharapkan pada masa mendatang sang anak sudah memiliki minat khsuus yang akan membantunya menggapai masa depannya.
Dewasa ini anak berkebutuhan khsusus semakin banyak. Untuk itu sekolah model inklusi menjadi sebuah keharusan untuk mewadahi pendidikan mereka. Sehingga anak-anak berkebutuhan khusus mendapatkan pendidikan di sekolah bersama anak-anak lainnya.

ASPEK MATEMATIKA DAN INSTRUMEN ASSESMEN MATEMATIK

PENGERTIAN
Istilah matematika dalam bahasa Indonesia “matematusis” yang berarti ilmu pasti, jadi matematika adalah ilmu pasti yang merupakan cabang dari ilmu pengetahuan. Menurut kamus besar bahasa Indonesia “matematika adalah ilmu yang mempelajari mengenai bilangan-bilangan”. 
Lerner (dalam Abdurrahman, 1999:217) mengemukakan “bahwa matematika di samping sebagai bahasa simbolis juga merupakan bahasa universal yang memungkinkan manusia memikirkan, mencatat, dan mengkomunikasikan ide mengenai elemen dan kuantitas”.



TUJUAN PEMBELAJARAN MATEMATIKA
Menurut Holm (2003:1) tujuan pembelajaran matematika adalah : belajar menggunakan matematika sebagai suatu alat untuk menjalani kehidupan sehari-hari, antara lain ; mengerti nilai uang, bisa berbelanja, bisa mengukur, bisa memasak dan membuat kue (maksudnya mulai dari proses membeli bahan, memperkirakan bahan yang digunakan, mengukur, dan sebagainya), mengerti informasi yang diberikan dalam jumlah, persentase, pecahan, bisa menggunakan mata uang asing.

PENGEMBANGAN INSTRUMEN ASSESMEN MATEMATIKA
Untuk mengembangkan Instrumen Asesmen Matematika (berhitung) perlu memperhatikan kurikulum, pemahaman anak terhadap konsep-konsep aritmatika, pada tingkat dasar perlu memperhatikan konsep-konsep dasar matematika.
 


Belajarlah Memerintah Dirimu Sendiri
Orang Yang Bisa memerintah Dirinya Sendiri
Maka Tidaklah Sukar Baginya Untuk Memerintah Orang Lain
Tetapi Bagaimana Ia Akan Dapat Memerintah Orang Lain
Kalau Ia Tidak Sanggup Memerintah Dirinya Sendiri 
(Kong Fu Tse) 

TERIMA KASIH


Anak Autisme di Sekitar Kita


Tanggal 2 April diperingati sebagai hari Autisme Sedunia. Lebih tepatnya lagi oleh WHO hari ini disebut sebagai World Autisme Awareness Day. Beberapa agenda yang dilakukan dalam rangka memperingati hari ini bertujuan untuk meningkatkan kesadaran kita akan adanya gangguan austisme di sekitar kita terutama pada anak-anak.

 Dua puluh tahun lalu, mungkin belum banyak orang yang memahami penyakit ini. Bahkan saat saya di bangku kuliah kedokteran pada tahun 2000an awal pun "booming" diagnosis autisme belum banyak seperti sekarang. Saya memperkirakan saat itu mungkin orang lebih memahami anak autisme sebagai anak yang mengalami keterbelakangan mental atau dulu sering dikenal dengan anak idiot (catatan : istilah ini semakin lama sudah semakin hilang dari tata bahasa sehari-hari dan ini merupakan pertanda yang baik karena istilah ini sangat stigmatis).

Walaupun memang lebih dari 70 persen pasien Autisme mengalami gangguan mental, ada perbedaan mendasar antara autisme dan gangguan mental. Untuk lebih jelasnya, saya akan memaparkan apa itu gejala dan tanda autisme dengan menggunakan poin-poin agar mudah dipahami. Sebelumnya, akan saya paparkan sedikit pendahuluan tentang apa itu autisme.

Autisme adalah termasuk dalam gangguan perkembangan jiwa pervasive yang biasanya bermula sejak usia sebelum 3 tahun. Ketidakmampuan interaksi sosial yang jelas dan bertahan serta gangguan komunikasi adalah yang paling jelas terlihat pada pasien autisme. Adanya pola perilaku dan minat yang terbatas atau sterotipik (khas dan diulang-ulang) merupakan ciri yang lain. 70 persen anak autisme mengalami retardasi mental dan inilah mungkin yang dulu disalahpahami sebagai gangguan mental daripada autisme. Sampai saat ini penyebab pasti autisme tidak diketahui. Keterlibatan faktor biologis dipastikan dengan beberapa penelitian yang mengungkapkan adanya ketidakseimbangan sistem di otak anak yang mengalami autisme.  

Tanda dan gejala  

A. Kesulitan dalam interaksi sosial yang nyata : -Tidak ada kontak mata -Kesulitan berhubungan dengan teman sebaya sesuai tingkat perkembangan usia -Kesulitan dalam membagi kesenangan dengan orang lain -Tiada hubungan sosial timbal balik

 B. Kesulitan dalam komunikasi -Terhambat atau tiadanya kemampuan bicara (tidak ada upaya non-verbal lain juga) -Jika mampu bicara, sulit berkomunikasi adekuat dengan orang lain -Pemakaian kata yang berulang, tidak bertujuan -Tidak mampu bermain peran secara spontan sesuai tingkat perkembangan  

C. Terdapat keminatan, perilaku dan kegiatan streotipik (khas) dan berulang -Preokupasi (kecenderungan) terhadap perilaku streotipik tertentu -Perilaku melakukan ritual rutin yang tidak bertujuan -Gerak motorik yang streotipik (mannerism) seperti menepuk-nepuk tangan (flapping), gerak tubuh yang tidak bertujuan  

Pengobatan

Sampai saat ini pengobatan pada pasien anak autisme mengkombinasikan terapi biologis (dengan obat) dan juga dengan terapi-terapi lain seperti sensori integrasi, terapi bicara, terapi perilaku, terapi okupasi dan berbagai jenis lainnya. Perkembangan pengobatan semakin banyak menggunakan berbagai terapi lain seperti terapi musik dan terapi tari. Pengobatan bertujuan untuk mengurangi gangguan perilaku yang sering timbul, memperbaiki kemampuan bahasa dan komunikasi serta membuat pasien lebih mandiri.

Walaupun hampir 2/3 pasien dengan autisme tidak mampu hidup mandiri, sebagian kecil lainnya dengan terapi yang tepat dan intensif dapat meningkatkan kemandirian dirinya. Pengobatan dengan obat saat ini bertujuan untuk mengurangi gangguan perilakunya. Obat yang diberikan biasanya adalah golongan antipsikotik seperti risperidone dan aripriprazole yang belakangan telah disetujui oleh badan obat dan makanan Amerika Serikat untuk digunakan sebagai terapi pada pasien autisme.

Satu hal yang paling penting dalam tata laksana pasien autisme adalah kerjasama dengan orang tua pasien. Penerimaan orang tua akan kondisi anaknya terkadang sangat sulit sehingga penolakan ini bisa berakibat pada tata laksana yang baik buat pasien. Begitu banyaknya informasi yang kadang berlebihan membuat orang tua bingung untuk menentukan terapi yang tepat untuk anaknya. Belum lagi tawaran berbagai macam terapi yang semuanya mengatakan bagus. Saran saya pergilah ke dokter atau praktisi yang benar-benar memahami gangguan autisme baik dari segi biologis, psikologis dan lingkungan sosial.

 Anak autisme atau berkebutuhan khusus, bisa mandiri apabila orang-orang di sekitarnya mau menerima dan mendukungnya.

Semoga informasi ini berguna

Salam Sehat Jiwa